Menurunnya jumlah pekerja anak itu karena sosialisasi ZBPA yang getol oleh bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Kabupaten Kukar yang menempel selebaran program ZBPA keseluruh rumah warga Kukar dan Baliho ZBPA yang terpasang pada tempat-tempat strategis dikukar. Serta kerja sama antara Disdik dan Disnakertrans Kukar yang turun kelapangan untuk menarik pekerja anak untuk bersekolah. Untu itu Pj Bupati Kukar Optimistis bahwa pekerja anak pada Mei tahun ini akan habis. Hal itu dikatakannya saat rapat koordinasi ZBPA di pendopo odah etam Tenggarong, yang dihadiri kepala dinas/instansi yang berkaitan dengan ZBPA itu,Kamis (5/3) kemarin. ”Saya optimis, Mei nanti jumlah pekerja anak di Kukar harus habis,” ujarnya. 63 anak itu terdiri dari kelompok umur 7-12 tahun 1 orang, 13-15 tahun 12 orang, dan 50 orang lainnya berusia 16-18 tahun. Dari kelompok umur 16-18 tahun umumnya mereka sudah dewasa dan bekerja. Sedangkan sedikitnya 13 orang lainnya masih bisa dikatakan sebagai anak-anak usia sekolah dan tak pantas bekerja. Sjachruddin menegaskan kepada dinas/instansi terkait untuk bahu membahu menangani 63 anak tersebut agar bisa bersekolah. Dan pada rapat itu dirumuskan dua kategori, yaitu kategori 15 -18 tahun 50 orang akan dibina dan dimasukkan ke program sekolah paket A – C dan. ”Sedangkan 13 orang usia 15 tahun kebawah itu kita utamakan harus bersekolah, dan tak boleh bekerja,” pinta Sjachruddin. Jadi dinas instansi terkait diminta terjun langsung kelapangan untuk mengajak anak tersebut bersekolah. Serta orang tuanya akan di bina agar tak menyuruh anaknya bekerja dan jika dari keluarga tidak mampu akan diberikan barang modal sehingga ekonominya meningkat tak perlu lagi anaknya bekerja, hanya bersekolah saja. Pada kesempatan itu, Sjachruddin juga meminta kepada Dinas Pendidikan untuk memantau terus anak-anak yang terdata dan sudah masuk sekolah, agar anak-anak itu tak kembali bekerja. (hmp03)