TENGGARONG – Pasokan listrik di Desa Muara Enggelam  di Kecamatan Muara Wis Kabupaten Kutai Kartanegara selama ini dihasilkan dari mesin genset yang dikelola secara patungan. Namun sejak 4 pekan lalu pada malam hari warga desa tidak lagi mendengar deru mesin genset, namun  listrik tetap menyala terang benderang. Ternyata pasokan listrik di desa itu berasal dari PLTS atau pembangkit listrik tenaga surya.

Jika selama ini warga Desa Muara Enggelam hanya menikmati aliran listrik pada malam hari saja atau sekitar  10 jam. Namun kini warga telah merasakan nikmatnya  aliran listrik siang malam  atau 24 jam. Hal itu berkat kehadiran PLTS berkekuatan 30 kilowat yang dibangun pemerintah pusat melalui Direktorat Aneka Enerji Baru dan Enerji Terbatukan Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral RI 2014 lalu. 

Sekretaris Desa Muara Enggelam Alfian saat ditemui belum lama ini merasa gembira karena  harapan masyarakat terkabul dalam menikmati aliran listrik selama 24 jam. Selama ini menurutnya warga merasa dikucilkan dari warga desa lainnya yang telah dialiri listrik. Dengan adanya listrik ini kehidupan warga semakin dinamis dan mampu memotivasi warga untuk meningkatkan mutu kehidupan mereka. Diharapkan kehadiran PLTS ini menjadi aset  yang berharga  untuk itu aparat desa bersama warga akan menjaga keberlangsungan PLTS ini.

Dikatakan  kapasitas terpasang PLTS sangat terbatas yaitu setiap rumah warga di beri jatah 260 watt. Jika melebihi kapasitas   yang diberikan secara otomatis jaringan listrik di rumah akan mati. Listrik yang dihasillan PLTS ini didistribusikan   ke 169 rumah warga dan merupakan pembakit listrik pertama di Kukar yang sumber penggeraknya barasal dari  terik matahari yang kemudian ditampung melalui panel matahari selanjutnya energy panas matahari disalurkan dan dihimpun dalam sejumlah batrai untuk kemudian di distribusikan sebagai tenaga listrik kerumah warga.(hms-di01)