Sumber Foto: Interaksi Tim Kesenian Polandia dengan warga yang menyaksikan pertunjukan di pulau Kumala.
TENGGARONG –Dalam rangka memeriahkan dan menyemarakan Kegiatan Erau Adat Kutai dan 5 th International Folk Art Festival ( EIFAF ) yang di gelar dari Tanggal 22 s/d 30 Juli 2017. Panitia pelaksana menggelar berbagai pentas seni di tiga tempat, yaitu pentas Expo di Stadion Rondong Demang Tenggarong, Lapangan Basket Timbau, serta Pentas Seni Pulau Kumala Tenggarong yang menampilkan berbagai seni tari, gerak dan lagu baik dari mancanegara maupun domestik. Pentas seni tersebut berlangsung dari Tanggal 24 s/d 29 Juli 2017.
Khusus untuk Pentas Seni di Pulau Kumala Tenggarong digelar setiap hari mulai pukul 16.00 wita s/d 17.30 wita. Meskipun lokasi Pulau Kumala agak sedikit jauh, namun tidak mengurangi hasrat masyarakat untuk menyaksikan penampilan delegasi mancanegara yang ikut memeriahkan pesta adat Erau di Tenggarong. Hal ini terbukti, Senin (24/7) ribuan masyarakat sangat antusias hadir menyaksikan penampilan tim kesenian delegasi Polandia, yang dipadu dengan tim kesenian SMA Negeri 1 Tenggarong dan serta Kelompok Seni Tari Pokant Takaq Kecamatan Tenggarong.
Tim delegasi Polandia yang berjumlah 10 pasang pemuda dan pemudi ini menampilkan dua buah tarian yaitu tarian daerah Krakow dan tarian daerah Beskid yang diiringi alat musik seperti biola, sangkakala, akordeon, clarinet, serta bass yang dimainkan oleh 4 orang. Tarian daerah Krakow adalah tarian yang paling terkenal di Polandia. Puncak popularitas tarian daerah Krakow diperkirakan antara abad XIX dan XX.
Tarian ini sangat ceria dan lincah dengan banyak hentakan kaki, sorak sorai dan perubahan arah. hampir semua kostum Polandia terhubung dengan status pernikahan. Oleh karena itu, wanita dan pria muda mengenakan kostum yang berbeda, lebih berwarna dan kaya, berbeda dengan pria dan wanita yang telah menikah. Kostum wilayah Krakow sangat menonjol dari rumpi bersulam, puluhan manik–manik, bulu burung merak dan sabuk yang dihiasi.
Sedangkan tarian kedua menampilkan tarian daerah Beskid yaitu tarian wilayah Biskid yang berasal dari pegunungan Polandia di bagian selatan Polandia. Gaya mereka sangat terhubung dengan rutinitas hidup sehari–hari. Pada masa itu orang berkumpul didekat perapian pada malam hari dan menari bersama untuk beristirahat dan bersenang senang setelah seharian bekerja. Pria memamerkan kemampuan fisik mereka untuk mengesankan wanita dengan saling meloncat kesatu dan lainnya, mereka melakukan banyak aksi bahkan berkompetisi dalam melompat dan angkat beban .
Atraksi ini lebih menambah semaraknya penampilan tim kesenian Polandia, apalagi setelah itu penonton diajak menari bersama sekaligus bermain game sehingga suasana bertambah meriah antara penonton dan penari. Setelah penampilan Polandia pentas seni juga dimeriahkan dengan penampilan yang menampilkan Tarian Belian Sentiu yang menceritakan gambaran pengobatan tradisional dari suku Dayak Benuaq zaman dahulu sampai sekarang yang masih digunakan oleh suku Dayak Benuaq untuk mengobati penyakit–penyakit kampong.
Sementara itu siswa siswi SMA Negeri 1 Tenggarong membawakan Tari Jepen Peelan Kanak dibawah asuhaan Zulkifli, yang menceritakan tentang peelan (perilaku) keseharian anak–anak yang penuh kecerian dengan kehidupan pergaulan sebayanya. Namun yang sering terjadi perilaku yang terlalu sibuk akan kesenangan hingga lalai, malas,dan sering menunda akan tugas dan tanggung jawab yang diberikan orang tua. Keseruan para penonton di Pentas Seni Pulau Kumala sangatlah riuh dan semarak, setiap penampilan kesenian para penonton masing–masing mengabadikan lewat kamera hand phone.
Kepala Dinas Pariwisata Kukar Sri Wahyuni mengatakan bagi para pengunjung yang ingin menyaksikan jalannya acara tersebut bisa melalui jembatan Repo–Repo atau menggunakan perahu ces dengan biaya Rp 5.000 perorang atau 25 Ribu per perahu yang berada di dermaga ces/ pelabuhan Pulau Kumala Tenggarong.(Betty-Medsi04).