“Gerakan mengaji ini merupakan instruksi Bupati Kukar, agar semua ASN menggerakkan membaca kitab suci. Hal ini juga sudah diikuti oleh beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya,” katanya. Menurut Sunggono, Gema bukanlah sesuatu yang aneh dan dibuat-buat, melainkan sudah ada Peraturan Bupati (Perbup) No. 24 Tahun 2016 tenang Gerakan Etam Mengaji (Gema).

“Ya, sebagai ASN harus mempeloporinya dan menjadi contoh bagi yang lainnya. Alhamdulillah saya sudah mendapat laporan dan melihat langsung kegiatan gerakan mengaji di sekretariat yang dikirim melalui grup Whatshap sekretariat daerah. Insya Allah dengan mengaji, hari-hari kita akan mudah dan berkah,” ujarnya.

Diketahui, instruksi Bupati Kukar tersebut ditidnaklanjuti dengan surat instruksi sekretaris daerah Kukar No.400/338/SOS.I/VI/2019 tentang Budaya Membaca Al- Qur'an Bagi Umat Muslim Dan Al-Kitab bagi Non Muslim yang ditandatangani pada 10 Juni 2019, berdasarkan Peraturan Bupati Kutai Kartanegara No.24 Tahun 2016 Tentang Gerakan Etam Mengaji (Gema).

Dalam surat itu menyebutkan bahwa durasi waktu membaca kitab suci minimal 30 menit dimulai pukul 07.30 sampai 08.00 wita, setiap hari. Kegiatan budaya membaca Al-Qur'an dan Al-Kitab menjadi bagian dari kinerja yang dimasukkan ke dalam Laporan Kerja Harian (LKH). (Medsi07)